Refleksi Kehidupan
April 13, 2017![]() |
Ilustrasi |
Refleksi Singkat Tentang Kehidupan
Hidup.
Apa aku saat ini dikatakan hidup?
Lalu untuk apa aku hidup?
Apa hanya
untuk sekedar berjuang demi hidup, supaya tidak mati.
Mati juga bukan
sesuatu yang menakutkan bagiku.
Mati seperti lebih menantang, tapi apa
dengan mati aku bisa hidup lagi.
Beberapa kali aku berfikir sepertinya
aku mulai kehilangan arah (aspek religiulitas), tapi bukan sepenuhnya tak paham agama. Hanya saja, sangat sulit terlepas dari
pikiran-pikiran ini. Katanya
pikiran adalah anugerah terbesar dari Tuhan untuk manusia. Tapi apakah
manusia tidak berfikir dengan pikirannya? Bagiku sangat sulit memahami
kehidupan ini. Umurku sekarang 22 tahun, 6 tahun kuhabiskan di bangku
pendidikan SD, 3 tahun SMP, 3 Tahun SMA, dan sekarang dengan bodohnya
aku masih saja berkutik dengan instansi pendidikan itu dan sekarang aku
berada di penghujung tahun ke-4 pendidikan tinggiku. 16 tahun aku
habiskan waktu untuk belajar dengan buku-buku dan dibantu dengan jasa
guru. Tapi aku tetap tidak bisa mengerti sebenarnya apa hakekat hidup.
Ibuku selalu bangga akan prestasiku, dimasa-masa sekolah menengah atas
aku adalah anak yang baik dan berprestasi disekolah. Hingga masuk
perguruan tinggi pun aku masih menjadi kebanggaan keluargaku. Tapi ibuku
selalu mengkwatirkan akan kehidupanku. Kerja apa, dimana, berapa
gajinya, apa cukup untuk HIDUP? Lagi-lagi tantangan hidup masih saja
ada.
Apa
hidup ini hanya untuk bertahan hidup. Dari umur 5 tahun hingga sekarang
berumur 22, semata-mata kuhabiskan waktu untuk bisa mendapatkan
pekerjaan (setidaknya itulah dikatakan orang-orang). Pendidikan menjadi
harapannya. Tapi itu juga tidak menjamin apa-apa. Setidaknya aku harus
menyingkirkan (bersaing) manusia lainnya supaya bisa hidup (dapat
kerja). Hingga detik ini, aku tidak tau apa hidup masih bisa
menghidupiku. Jika siklusnya kehidupan "lahir-pendidikan-pekerjaan- berketurunan-hidup-mati", maka "Mati", adalah cita-cita tertinggi untuk hidup.
So, untuk apa sebenarnya hidup?
0 comments