Pulang

April 13, 2017


Sang pemilik hari tak berseri
Menampakkan diri malu-malu
Dia tak yakin apa waktu ini adalah waktu yang tepat untuk menyapa

Beberapa kapal nelayan mulai kembali kedaratan
Memecah ombak yang hening
Gelombang nakalnya merayu sarung hitam bermotif Pinto Aceh
Pemuda itu tak bergeming
Tak tertarik dengan rayuan si ombak

Sedari shubuh pemuda itu duduk di sana
Di ujung dermaga kayu yang menjorok ke lautan
Pandangannya terpaku pada ujung kakinya yang menjuntai ke permukaan air
Dia sedang merenung
Merenung yang tidak ingin direnung

Siang itu terjawab sudah
Saat si Bocah-Bocah yang menamakan diri sebagai Anak Laut menjinjing tas dan barang-barangnya
Mengantar kepergiannya

Melangkah tak percaya
Memasuki kabin kapal yang mulai hening
Dari dermaga kapal terdengar sorak-sorak si Bocah Laut
Hanya kata “dadaaa” yang terdengar jelas

Tettt Tettt Tettt
Serunai kapal menandakan keberangkatan dan siap mengarungi samudera
Detak jantung pemuda itu mulai tak karuan
Cemas dan sedikit berkeringat dingin

Gelisah
Dia menaiki kabin atas
Berdiri disamping sekoci di ekor kapal
Memandangi dermaga tempat si bocah Laut berdiri-
sambil melambaikan tangan

Semakin lama semakin kecil
Si Bocah-Bocah Laut itu pun bagai semut
Akhirnya, hanya gugusan pulau yang terlihat
Tapi Dia tak melepas pandangannya dari pulau itu
Pulau yang sudah menjadi bagian cerita hidupnya

“Aku Pulang”
Kata terakhir yang tak mampu diucapkan

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

authorMunere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos honestatis ad mel. Legendos honestatis Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit.
Learn More →


Flickr Images