![]() |
Tradisi Balimo-Limo dalam masyarakat Nata |
MEUGANG
(Aceh) atau dikampung halaman ku lebih dikenal dengan nama Balimo-Limo
(Nata, Mandailing Natal), dua ritual yang berbeda namun satu tujuan yang
sama yaitu menyambut bulan Ramadhan. Meugang jauh diatas Balimo-Limo
jika dikastakan. Dalam Meugang, setiap orang/keluarga "mewajibkan diri"
untuk memasak daging (biasang daging kerbau). Satu rumah tangga bisa
memasak daging beberapa menu. Bayangkan berapa daging dan uang
yang dikeluarkan. Aku punya keluarga kedua di Aceh, kali ini keluargaku memasak daging 8 kilogram dengan beberapa menu. Luar biasa bukan!
Kebetulan tadi pagi saat membeli daging harganya tidak terlalu
mahal, Rp.150.000/kilogram (di Bireun berkisar Rp.170k-Rp.180k dan di
Abdya mencapai Rp.200k. Referensi chatingan sama teman). Jika 8 x 150k =
1.200k.
Ya
untuk membeli dagingnya saja sudah menghabiskan Rp.1.200.000, belum
lagi bahan yang lainnya. Saat Meugang ini, anggota keluarga bakalan
berkumpul semua dan menikmati makanan yang sudah dimasak. Ini yang
menurut ku yang paling mengharukan, saat Megang si Emak/Ayah bakalan
nyuruh anaknya untuk pulang kampung
. That's Cooool.
Dan
sekarang mari melihat dari sisi Balimo-Limo. Balimo-Limo tidak memiliki
masakan atau yang lainnya yang diwajibkan. Cukup membawa Limo (Limau
yang sudah dimasak dengan beberapa tumbuhan seperti daun salam dan
sebagainya) dan kalau tidak mau repot cukup membawa shampoo (Limau
disini fungsinya untuk membersihkan dan mengharumkan rambut). Dan yang
unik adalah masyarakatnya akan mengunjungi satu titik sebagai pusat
pertemuan, bisa dimana saja dan lokasinya tidak ditentukan (Bisa disungai,
pantai, air terjun dan sebagainya).
Tujuan
Balimo-Limo yang paling dinantikan adalah sesi "mandi-mandi"nya.
Biasanya Balimo-limo lokasinya di Pasie Aiye (salah satu nama sungai di
Kampung halamanku, sungainya dangkal dan berpasir), jarak tempuh
kelokasi ini tidaklah jauh. Sekitar 15-20 menit menggunakan kapal
nelayan. Dan satu lagi yang menurutku keren, semua kapan nelayan pada
hari itu dikerahkan untuk ke Pasie Aiye dan kita bisa naik kapal mana
saja secara GRATIS. Balimo-Limo biasanya di lakukan disore hari hingga
menjelang maghrib. Sebenarnya juga ada sih sesi makan-makan
seperti Meugang, tapi makanan kalau Balimo-Limo bisa apa saja( indomie
rebus dan mie lidi/sejenis mie Aceh adalah makanan favorit
) setelah Balimo-Limo. Makan didalam sungai, atau nangkring diatas kapal sambil makan indomie rebus, that's amazing.
Meugang
dan Balimo-Limo dua tradisi yang harus dijaga dan keren menurutku.
Setiap daerah memiliki cara yang berbeda dalam mengekpresikan kebahagian mereka dalam menyambut bulan suci Ramadhan(bagi masyarakat muslim).
Tapi
yang membuat iri aku dari Meugang ini atau Makmeugang ini adalah
dimana setiap orang yang jauh dari kampung halaman bakalan mudik
mendadak supaya bisa berkumpul dengan keluarga. Aku punya kutipan
tentang meugang dari temanku yang mengatakan, "Silahkan saja
kemanapun kamu pergi tapi ingat, saat Meugang kembalilah kekampung
halamanmu"
wow wow wow So sweet Li....
Coba saja Balimo-Limo sama dengan Makmeugang, mungkin aku sudah di hapus dari KK atau udah dibacok sam Si Emak karena jarang pulang kampung kecuali lebaran.
#Tanohkeunebahbikinbetah