Deru Hati Teruntuk Baguk
October 17, 2017![]() |
Dermaga kapal Nelayan Pulau Baguk |
Pulang
Sang pemilik hari tak berseri
Menampakkan diri malu-malu
Dia tak yakin apa waktu ini adalah waktu yang tepat untuk menyapa
Beberapa kapal nelayan mulai kembali kedaratan
Memecah ombak yang hening
Gelombang nakalnya merayu sarung hitam bermotif Pinto Aceh
Pemuda itu tak bergeming
Tak tertarik dengan rayuan si ombak
Sedari shubuh pemuda itu duduk di sana
Di ujung dermaga kayu yang menjorok ke lautan
Pandangannya terpaku pada ujung kakinya yang menjuntai ke permukaan air
Dia sedang merenung
Merenung yang tidak ingin direnung
Siang itu terjawab sudah
Saat si Bocah-Bocah yang menamakan diri sebagai Anak Laut menjinjing tas dan barang-barangnya
Mengantar kepergiannya
Melangkah tak percaya
Memasuki kabin kapal yang mulai hening
Dari dermaga kapal terdengar sorak-sorak si Bocah Laut
Hanya kata “dadaaa” yang terdengar jelas
Tettt Tettt Tettt
Serunai kapal menandakan keberangkatan dan siap mengarungi samudera
Detak jantung pemuda itu mulai tak karuan
Cemas dan sedikit berkeringat dingin
Gelisah
Dia menaiki kabin atas
Berdiri disamping sekoci di ekor kapal
Memandangi dermaga tempat si bocah Laut berdiri-
sambil melambaikan tangan
Semakin lama semakin kecil
Si Bocah-Bocah Laut itu pun bagai semut
Akhirnya, hanya gugusan pulau yang terlihat
Tapi Dia tak melepas pandangannya dari pulau itu
Pulau yang sudah menjadi bagian cerita hidupnya
“Aku Pulang”
Kata terakhir yang tak mampu diucapkan
0 comments