Refleksi Pemuda dalam Ekpedisi Nusantara Jaya

October 27, 2017



Pemuda Tim 2 Ekpedisi Nusantara Jaya 2017 Aceh

Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia. Itulah beberapa penggalan kalimat dari pidato sang inspirator Indonesia. Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Betapa dahsyatnya peran "Pemuda" dimata Soekarno. Bukan hanya dimasa penjajahan, dimasa orde lama, orde baru, hingga reformasi sosok "Pemuda" masih sangat kentara. 
Kali ini aku ingin berbagi cerita mengenai para pemuda luar biasa yang dimaksudkan Soekarno tapi dalam kasus yang berbeda namun dengan jumlah yang sama.Ya, 10 pemuda. Kami dipertemukan dalam salah satu program dari Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko) yang bernama Expedisi Nusantara Jaya (ENJ). Program tahunan Kemenko dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga diadakannya ENJ. Namun tahun ini ada 3 kelompok sub jalur yang berbeda. Pertama ada jalur pelajar, yaitu dikhususkan kepada pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Yang kedua jalur mahasiswa. Dan yang ketiga jalur pemuda. Aku sendiri mencoba ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui jalur pemuda.
Awalnya kami memang tidak saling mengenal satu sama lain. Berbagai macam latar belakang, pendidikan, asal daerah, hingga kepada hal yang lebih mendasar yakni agama. Tapi kami mampu membuatnya menjadi satu seperti yang dicita-citakan sang Garuda lambang kemerdekaan Indonesia, Unity in diversity

Aku akan memulai dari sedikit sudut pandangku terhadap mereka, 10 Pemuda luar biasa:

1. Fadlian Noor, Pemuda asal Balik Papan
Pemuda ini terkenal dengan sarung kebanggaannya. Motif kotak-kotak bercorak merah hitam ini menjadi semangat kepercayaan diri baginya. Tipe pemuda pemikir dan juga santai. Pendiam dan sedikit bicara, namun jika dikasih kesempatan berbicara maka tak ubahnya bagai dosen Harvard University yang sedang menganalisis permasalahan dalam latar belakang sebuah penelitian. Terobosannya langsung skakmat, tak terbantahkan. kalau aku bilang sih pemuda ini tipe idealis dan pemikir, namun dalam tipe yang baru.

2. Hendra Butar Butar
Dari marganya anda pasti sudah bisa menebak. Ya, pemuda yang satu ini berasal dari Medan. Namun logat dan tutur katanya tidak mencerminkan kebanyakan orang medan. Pemuda yang satu ini cukup bersahabat dan disukai semua peserta lainnya. Suka bercanda dan mudah tertawa. Pembawaannya yang santai dan tidak neko-neko. Namun, jika dalam suatu pembahasan yang serius. Pemuda ini bisa sangat menggila, bisa dengan mudahnya menanggalkan kepribadian dia sebelumnya. Menjadi sosok yang edensionis dan amat serius. Pemuda termuda dan sedikit emosional tetapi memiliki pengalaman luar biasa yang membuatnya lebih matang dan siap jadi pemuda masa depan.

3. Rusfan Rinaldy
Pemuda berbadan tinggi dan tegap ini sedikit membuat orang tidak terlalu nyaman disampingnya saat kesan pertama. Pernah terpilih sebagai paskibraka tentu tak diragukan lagi ketegasannya. Namun, ternyata dialah yang dimaksudkan pepatah. Jangan melihat buku dari sampulnya. Pemuda asal Aceh ini mempunyai selera yang humoris. Suka mencairkan suasana dan membuat orang tertawa. Namun jangan salah sangka, pemuda ini sangat bertanggungjawab terutama mengenai posisinya sebagai ketua/kordinator kami. Metode pendekatannya dengan masyarakat tak diragukan lagi. Kamus bahasanya luar biasa dan cukup membuat orang terkesima oleh dialektika susunan katanya, merelevankan semua keadaan.

4. Octo Obaja Sihombing
Pemuda yang satu ini membuat pemuda lainnya pada iri. Ketampanannya tak diragukan lagi, berkulit putih, tinggi, dan hidung mancung. Itulah gentelitas idaman wanita dizaman sekarang. Tapi bukan itu yang ingin aku sampaikan tentang dia. Pemuda yang lahir di Langsa, Aceh dan sekarang tinggal di Medan ini mempunyai sikap rendah hati dan sangat mengapresiasi orang lain. Ini tipe pemuda langkah dizaman sekarang. Aku teringat ucapan temanku (Guru Besar Universitas Syiah Kuala) ketika kami diskusi santai bersama bule dari Perancis. Dia bertanya kepadaku "Kamu tau apa yang membuat orang Barat amat dihormati masyarakat luas dimanapun?". Saya gak tau, kenapa Pak? "Karena mereka selalu memuji dan mengapresiasi orang lain". Secara pribadi tipe pemuda inilah yang aku sukai.

5. Al Hajjir
Glamoritas menjadi hal yang dominan disombongkan dan menjadi standarisasi eksistensi kekayaan seseorang. Walau sebenarnya dia termasuk dalam pepatah "besar pasak dari pada tiang". Pemuda dari Aceh Selatan ini malah mengambil alur yang berlainan atas glamoritas tipe pria. Baginya itu semua tidaklah penting walaupun dia punya kesempatan akan hal itu. Cuek dan percaya diri yang tinggi. Mungkin sedikit arogant tetapi aku katakan dia adalah tipe pemuda yang unik. Pemuda yang menyukai anak-anak dan bukan sekedar pencitraan.

6. Abdillah
Kalau yang satu ini pemuda biasa saja. Penggila novel dan suka mengunjungi rumah sakit jiwa, bercengkerama dengan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di RSJ adalah hiburan tersendiri baginya. Pemuda asal Mandailing Natal ini nekad kabur dari kampung halaman dan merantau ke Aceh melanjutkan pendidikan tingginya. Sempat tidak mendapat izin orang tua namun dengan gombalan mautnya akhirnya orang tuanya setuju. Dia tipe pemuda yang tidak suka eksitensionalitas. "Berbuat sesuatu bukan untuk pengakuan" adalah salah satu moto hidupnya. Pemuda ini  punya kepedulian sosial yang tinggi dan juga rajin. 

7. Taufiq Hidayatullah
Kebanyakan orang merepresentasikan berambut gondrong adalah simbol kehidupan yang acak-acakan dan pemuda yang malas. Tapi aku dapat pelajaran baru dari pemuda Lhokseumawe berambut gondrong ini.  Pemuda gondrong justru lebih rajin dan menjaga penampilan, perlu perawatan yang tak kalah saing dengan rambut wanita, bahkan pemuda satu ini juga di nobatkan sebagai Duta Shampo karena terlalu sering dan lamanya dia mandi. Pembawaan yang kalem namun juga bersahabat. Fotografi adalah kesukaannya, pemuda dibelakang layar sangat cocok disematkan ke dia. Tapi yang kusukai dari dia adalah pembawaannya yang sikap it'okay dan fun.

8. Husnul Fahmi
Pendiam dan tidak banyak bicara bahkan tidak bicara sama sekali menobatkan dia sebagai Duta Terpolos kali ini. Pemuda dari Aceh Besar ini memiliki sikap yang tertutup namun terbuka, sedikit sulit diungkapkan tipe pemuda jenis ini. Namun dia punya trik jitu pdkt (pendekatan) terhadap anak-anak. Aku tidak habis fikir, bicara dengan anak-anak dia begitu semangat dan sebaliknya, anak-anak juga menyukai dia. Tetapi jika bicara sesama kami, dia cenderung kaku dan membosankan. Dia juga tipe pemuda aliran positivisme, penurut dan juga rajin serta ulet.

9. Ibrahim
Pemuda asap Subussalam ini membuatku terkesima. Dia adalah sosok pemuda aktivis pendidikan dijaman sekarang. Event Hunter dan juga sangat peduli terhadap isu pendidikan. Percaya diri dan juga rendah hati. Walau sedikit presjudis namun yang paling saya jempolin adalah sifat penyayang yang dia miliki. Tipe pemuda abad 21 yang diidamkan negara.
 
10. Murtaji
Pemuda yang satu ini tidak bisa aku ungkapkan. Teramat luar biasanya hingga aku tidak bisa berkata-kata lagi. Terlalu sedikit perumpamaan kata yang kumiliki untuk mendeskripsikan dia. Bentuk kesempurnaan dari gabungan sifat kesembilan pemuda diatas adalah dia. Good boy and cooler. 

Semangat yang Membara
Jika kata Bung Rhoma Irama darah muda adalah darahnya para remaja maka para pemuda ini akan mendapat julukan darah merah jingga, melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan namun secara keseluruhan memiliki kesan sebagai semangat yang bergelora. Perjalanan dari daerah asal menuju Pulau Baguk, pulau terluar Indonesia ini menjadi tantangan tersendiri. Salah satu peserta yang berasal dari kota  Yogyakarta misalnya, pemuda ini berangkat dari Jogja menuju Medan dengan pesawat, kemudian dari Medan ke Singkil, Aceh dengan jasa rental mobil. Tiba di pelabuhan Singkil sekitar pukul 4 pagi dan kemudian harus menunggu jadwal keberangkatan kapal menuju Pulau Banyak. Menuju Pulau Banyak hanya bisa dengan tranportasi laut dan dengan jarak tempuh sekitar 6 jam. Sangat melelahkan hanya untuk sekedar perjalanan. Begitu juga dengan para pemuda lainnya, bahkan pemuda asal Mandailing Natal nekad naik motor sendirian menuju Singkil dengan jarak tempuh 18 jam tanpa istirahat. Setiba di Pulau Baguk sendiri, perbedaan cuaca sangat berbeda. Cuaca yang panas dan membuat cepat letih. Para pemuda ini pun harus pandai-pandai mengakali supaya tidak jatuh sakit dan menghambat kegiatan mereka. Beberapa program kegiatan tambahanpun diadakan melihat potensi yang ada dan tentu saja dengan semangat para pemuda yang luar biasa. Begitulah semangat para pemuda ini dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat Pulau Baguk.

Perspektif yang Berbeda 
Perbedaan berpendapat cenderung membuat perselisihan, namun juga menjadi nilai lebih jika mampu menyikapinya. Tentu saja dalam menjalankan pengabdian ini kami mempunya perspektif yang berbeda-beda. Hampir setiap diskusi prepair untuk kegiatan cenderung berlangsung alot. Saling menyerang pendapat dan juga unsur menyindir salah satu pihak. Tak jarang pula emosional dan bad mood menjadi targeting yang tak terkendalikan. Namun pada akhirnya akan ada titik temu dan menjadikan semuanya dalam perspektif yang sama.

Agen Perubahan yang Sesungguhnya
Kemandirian akan terlaksananya kegiatan ini membuat predikat agen of change terhadap para pemuda ini. Dari daerah yang berbeda-beda, jarak yang teramat jauh, dan juga keterbatasan biaya membuat kepedulian yang sesunggunya. Apa ini bisa dikatakan sebagai "Bekerja tanpa pamrih"? Ya, para pemuda ini menyiapkan pikiran dan tenaga untuk membuat perubahan didaerah terpinggirkan dan jauh dari akses pemerintah. Hal ini membuat daerah ini semakin tertinggal dengan perkembangan ekonomi hingga kepada taraf hidup masyarakat kota. Tentu saja bukan hal tak biasa tanpa dukungan dari sikap "kepedulian sosial yang tinggi". Namun dengan tekad yang kuat mereka siap melaksanakan program dan mengabdi disalah satu pulau terluar Indonesia. Jalesveva Jayamahe!

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

authorMunere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos honestatis ad mel. Legendos honestatis Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit.
Learn More →


Flickr Images