Agama dan Hukum Barat

November 15, 2017

Ilustrasi
Aku tidak suka hukum dalam beberapa kasus. Setidaknya rasa ini semakin bertambah hari ini. Hukum dalam persepsiku terlalu perfeksionis sedangkan manusia jauh dari kata sempurna dan padahal hukum dibuat oleh manusia. 
Hari ini aku mengikuti kuliah di salah satu ruang di Fakultas Hukum. Hal ini tentu saja lebih menantang, sebab aku sendiri bukan mahasiswa  jurusan hukum. 
Pembahasan kelas cukup menarik. Terlebih dosen pengajar yang kritis serta mampu menangkap pemikiran mahasiswa walaupun si mahasiswa sulit membahasakannya. 
Yang bisa aku tangkap dari kuliah hari ini adalah tentang derajat hukum dan pengimplementasiaannya serta emansipasi hukum terhadap masyarakat. Aku ingin banyak berbicara dikelas ini karena banyak yang ingin kubantah dari hasil konten hukum yang yang sedang mereka bahas, terlebih aku bukan mahasiswa hukum dan tentu saja persepsiku sangat berbeda dengan cara pandang mereka. Tetapi tentu saja aku menyadari posisiku sekarang ini, aku bukan mahasiswa hukum terlebih ilmuku tidak mendukung dan aku tidak paham cara kerja hukum yang sedang dibahas mereka. 

Pertama
Apa hukum dari sudut pandang hukum sudah berjalan baik? jawabanku tidak. Aku sama sekali tidak pernah menyalahkan masyarakat yang melanggar hukum. Tapi aku cenderung menyalahkan pelaku hukum sebagai sasarannya. Sifat perfeksionalitas mereka terlalu menyombongkan diri padahal dalam pengimplementasinya mereka sendiri tidak menjalankannya. Jadi, apa gunanya hukum yang demikian.
Hukum dinegeri ini cenderung berpedoman ke arah Barat padahal ini bukan negara Barat. Budaya dinegeri ini berbeda dengan budaya Barat, jadi jangan menyamakannya dengan hukum di negara Barat. Tapi negara Barat lebih maju dan kita harus berpedoman akan itu supaya maju. "tapi negara ini tak terpisahkan dengan agama, agama dinegeri ini lebih tinggi derajatnya dari hukum/perpolitikan sedangkan negara Barat memisahkan antara agama dan hukum dalam hal perpolitikan". 
Jadi apa yang kalian bicarakan wahai aktor hukum. Agama sangat fleksibilitas sedangkan kalian sangat perfeksionalitas. Negeri ini sangat dikekang oleh agama. Jika kalian mau hukum yang begitu setidaknya kalian harus memisahkan terlebih dahulu antara dan perpolitikan. Can you do it?

Kedua
Yang kedua lebih menarik, bicara emansipasi hukum dalam masyarakat. Visi emansipasi ini aku yakin 90% masyarakat bakalan setuju. Tapi itu  tidak memungkinkan lagi dinegeri ini. Peran agama sangat dominan, tidak hanya di Aceh, masyarakat Indonesia juga demikian. Agama sudah mendarah daging dan manusia tidak mempunyai kekuatan untuk menyanggahnya apalagi membantahnya. Apa anda wahai aktor hukum bisa membantah agama?
Agama terlalu kuat. Itulah wujud abstrak dikepala manusia khususnya masyarakat Aceh, begitupun Indonesia. Apalagi bicara emansipasi. Cukup logis tapi juga berbahaya. Aku tidak bicara emansipasi hukum sebab aku juga bukan ahli/paham hukum. Aku mulai dari analogi ulasan berikut. Emansipasi wanita. Menurutku hal ini berkaitan. Emansipasi cenderung membuat keadilan. Keadilan akan dari segi apapun. khususnya keadilan dalam derajat laki-laki dan perempuan. Tapi sadarkah anda kalau derajat itu ditentukan agama. kita bicara masyarakat indonesia, masyarakat yang memiliki agama yang kentara. Derajat dan gender dalam pemahamanku adalah dua hal yang berbeda. Derajat perempuan dalam agama anda pasti tahu, aku tidak menjelaskannya lagi. Hal itu jelas diatur dalam Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman umat islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. 
 Ok, jika anda tetap mengatakan derajat dan kesamaan sama. Tapi bagaimana dengan rohani dan rasa emosional wanita. Mereka sudah ditakdirkan memiliki rasa emosional yang lebih tinggi dari pada laki-laki. Jadi dari hal ini saja sudah terlihat perbedaannya. Aku tidak ingin merendahkan salah satu pihak, tapi hambatannya ya disitu. Hal-hal umum aku kira tidak masalah akan emansipasi wanita ataupun emansipasi hukum. Tapi hal-hal yang krusial aku pikir itu bakalan sulit. 

Wahai aktor hukum yang mengagungkan hukum barat, serta ingin menerapkan hukum yang demikian. "Hilangkan agama maka aku akan patuh terhadapmu".

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

authorMunere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos honestatis ad mel. Legendos honestatis Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit.
Learn More →


Flickr Images