Ada Apa Dengan Asma Nadia?

April 02, 2016

      Spanduk dan baliho Asma Nadia jauh-jauh hari memang sudah menghiasi beberapa lokasi di kota Banda Aceh. Mading-mading (majalah dinding) di kampus-kampus di Aceh ikut mengiklankan kepada mahasiswa-mahasiswa agar mengikuti talk show ini. Talk show yang bertajuk "Keluarga Inspiratif: Catatan Hati Bunda" rencananya akan diselenggarakan digedung AAC Dayan Dawood Darussalam pada tanggal 2 april 2016. Awalnya saya sangat yakin bahwa acara ini akan berlangsung seru. Beberapa teman saya mengkonfirmasi bahwa mereka sudah membeli tiket untuk mengikuti talk show ini. Dan mereka juga mengajak saya supaya mengikuti talk show ini sebab penulis sekelas Asma Nadia jarang-jarang loh datang ke Banda Aceh mengadakan talk show seperti ini. Seingat saya penulis kondang Tere Liye juga pernah mengadakan talk show di Banda Aceh tepatnya di salah satu Gedung FKIP Universitas Syiah Kuala dan pesertanya juga meledak.
     Ketika hari H beberapa peserta mulai antusias berdatangan ke Gedung AAC Dayan Dawood, tetapi pihak penyelenggara ternyata membatalkan acara talk show ini. apa? Batal? Saya heran, kok acara besar seperti ini seenaknya saja dibatalkan. Yang parahnya, panitia tidak mengkonfirmasi kepada beberapa peserta mengenai pembatalan ini. Bagaimana dengan peserta yang berasal dari luar kota Banda Aceh yang sengaja jauh-jauh datang dan meluangkan waktunya untuk menyaksikan talk show ini. Seorang Ibu rumah tangga juga menyempatkan waktu untuk hadir yang telah memesan tiket VIP Class dan juga mengajak anaknya.
   Semua peserta pasti kecewa terhadap Asma Nadia. Setelah dikonfirmasi kenapa acara ini dibatalkan sepihak oleh pihak penyelenggara, alasannya karena peserta pendaftar yang sedikit sehingga kalau acara ini terlaksana pihak penyelenggara tidak mendapat fee. Dimana profesionalitas mereka? Seorang penulis mementingkan fee dari pada citra penulisnya, saya pikir ini akan berdampak buruk terhadap buku-bukunya. Nama Asma Nadia memang tidak asing lagi bagi penikmat novel Indonesia khususnya di Aceh. Gaya penulisannya dan karakter yang ditampilkan sangat cocok dengan nuansa masyarakat Aceh yang syariat islam. Tetapi dampak yang di akibatkan dari pembatalan talk show ini, bisa saja penikmat buku-buku karya Asma Nadia yang di Aceh kecewa dan mempengaruhi citra dirinya. Orang-orang akan enggan membeli buku-bukunya sebab sudah kecewa. 
    Memang secara rasionalitas tidak mempengaruhi kualitas tulisan dari Asma Nadia sendiri, tetapi secara psikologis orang-orang akan merasa malas membeli dan membaca buku-bukunya sebab sudah merasa kecewa. Orang-orang akan mendeskripsikan kekesalannya terhadap Asma Nadia melalui tidak lagi membaca buku-bukunya. Fans fanatiknya yang ada di Banda Aceh, saya yakin satu persatu akan hilang. Begitu juga para penikmat bukunya yang sempat menjadi korban dari pembatalan talk show ini pasti memiliki rasa kesal.
    Saya harap semoga Asma Nadia secepatnya membuat permintaan maaf kepada para peserta talk show yang juga penikmat setia dari buku-bukunya, kalau tidak akan berdampak terhadap penjuaan bukunya di Aceh Sendiri. Saya yakin, misalkan event talk show ini dilaksanakan di lain kesempatan, artinya acara talk show Asma Nadia ini tetap dilaksanakan di Banda Aceh, peserta yag mendaftar pasti akan sedikit karna mempengaruhi citra profesionalitasnya yang buruk. Semoga saja nama Asma Nadia dan buku-bukunya tetap disukai penikmat setianya di Aceh.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

authorMunere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos honestatis ad mel. Legendos honestatis Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit.
Learn More →


Flickr Images